Cerpen Osmaru Fisip 2014 - Perubahan Ajaib Shodrot

Di sebuah provinsi di Indonesia hiduplah seorang anak SMA, anak tersebut dikenal dengan nama  Shodrot. Shodrot bersekolah di sebuah SMA negeri terkemuka di provinsi tersebut. SMA tersebut dihuni oleh anak-anak yang rajin dan pintar-pintar. Murid-murid SMA itu juga sering mendapat penghargaan dari lomba-lomba yang diikuti baik itu tingkat kota, tingkat provinsi, maupun tingkat nasional.
Orang tua Shodrot berharap dengan menyekolahkan anaknya di sekolah yang notabenenya sekolah terbaik di kota tersebut agar Shodrot menjadi anak yang lebih rajin dan pintar. Namun yang diharapkan malah sebaliknya, ketika masih kelas satu SMA, Shodrot sering kali datang terlambat ke sekolah. Hal ini disebabkan karena rumahnya cukup jauh dari sekolah.
Sekali terlambat Shodrot berkata “ Ah, baru satu kali terlambat nyantai aja.”
Dua kali terlambat “Baru juga dua kali paling disuruh siram-siram tanaman”
Shodrot masih santai karena di sekolahnya hanya siswa yang tiga kali datang terlambat ke sekolah selama satu bulanlah yang orangtuanya akan dipanggil ke sekolah. Sampai suatu ketika Shodrot secara tidak sengaja datang terlambat untuk yang ketiga kalinya dalam satu bulan. Tentu saja pihak sekolah tidak tinggal diam terhadap perilaku Shodrot tersebut. Dipanggilah orangtua Shodrot ke sekolah. Shodrot pun panik menerima surat panggilan orang tua, dia bingung harus pasang muka seperti apa saat menyerahkan surat tersebut.
Shodrot pasrah saja ketika menyerahkan surat tersebut kepada orang tuanya. Tentu saja orang tua Shodrot kaget sekaligus malu melihat tingkah laku anak semata wayangnya tersebut. Setelah berdiskusi dengan pihak sekolah akhirnya orang tua Shodrot memutuskan agar Shodrot tinggal di kos yang dekat dengan sekolahnya, dengan pertimbangan bahwa Shodrot akan menjadi lebih jarang terlambat karena kosnya dekat serta agar Shodrot lebih mandiri.
Namun yang terjadi malah sebaliknya, kelakuan Shodrot malah semakin menjadi-jadi. Shodrot yang memiliki hobi bermain game online, tiap pulang sekolah malah langsung menuju warnet dekat sekolah. Uang saku untuk makan, jajan, dan membeli peralatan sekolah dia gunakan untuk bermain game online. Bahkan ia rela untuk makan 1 sehari bahkan berpuasa agar uangnya bisa dipakai untuk bermain game online dan membeli voucher-vouchernya. Dia juga sering menginap di warnet untuk mendapatkan paket harga yang lebih murah.
Akibatnya ia sering lalai dalam belajar serta mengerjakan tugas-tugas sekolahnya, akibatnya Shodrot sering mendapat nilai jelek. Shodrot juga jadi diingat oleh guru-gurunya karena perilakunya yang malas tersebut.
Akibat sistem sekolah yang berangkat pagi pulang sore. Untuk mengganjal perut keroncongannya, tanpa rasa malu Shodrot juga sering meminta makanan pada teman-temannya yang membawa bekal ke sekolah. Teman-temannya juga merasa kasihan dengan Shodrot yang seperti itu, mereka juga sering menasihati Shodrot agar menjadi anak yang lebih rajin, tapi hal tersebut seperti menulis di atas air. Nasihat-nasihat teman-temannya hanya dianggap angin lalu oleh Shodrot.
Tidak hanya malas perilaku Shodrot juga sangat jorok, dia sering sekali tidak mandi dengan alasan tidak sempat. Kamar kosnya sangat berantakan seperti kapal pecah, jarang sekali Shodrot melakukan bersih-bersih kamar kosnya. Tidak ada teman kosnya yang mau sekamar dengan dia karena perilaku joroknya itu. Kamarnya terasa pengap dan bau akibat jarang dibersihkan.
Shodrot juga jarang sekali mencuci bajunya, baju olahraganya jika Shodrot belum pulang ke rumah maka ia belum mencucinya. Saat olahraga dia sering dijauhi teman-temannya karena bau bajunya yang kurang sedap.
Sering dia diejek “Oi Drot, baumu nggak enak, jauh-jauh sana!!”
Tidak terasa kenaikan ke kelas tiga sudah tiba, ujian demi ujian dilalui Shodrot. Hasilnya hampir di semua mata pelajaran Shodrot mendapat nilai di bawah KKM. Melihat hasil tersebut teman-teman Shodrot tambah semakin sering mengejeknya. Untung saja gurunya masih berbaik hati dalam memberikan remidial. Shodrot pun harus berusaha keras untuk memenuhi standar nilai yang dibutuhkan. Shodrot pun mampu untuk naik ke kelas tiga.
Melihat hasilnya yang mengenaskan Shodrot pun sadar saat ini dia sudah kelas tiga, saatnya bersiap untuk memikirkan masa depannya, apakah dia mau masa depan yang cerah atau masa depan yang suram. Selain itu Shodrot juga sudah merasa bosan dengan ejekan dan cemoohan teman-temannya, dia bertekad bahwa mulai saat ini dia harus berubah. Untuk mengejutkan teman-temannya di sekolah dia tetap bersikap seperti biasa, di kos dia belajar mati-matian untuk meningkatkan kemampuannya. Dia juga mempersiapkan diri untuk mengikuti tes ke perguruan tinggi.
Hasil jerih payahnya pun berbuah manis, dengan belajar setiap malam, dan juga berdoa dengan rajin berdoa setiap hari, Shodrot berhasil lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Shodrot juga berhasil lulus di Seleksi Nasional Perguran Tinggi Negeri. Shodrot lulus di salah satu perguruan tinggi negeri yang cukup terkenal di provinsinya. Dia juga lulus pada pilihan satu atau yang paling diminatinya yaitu Sastra Inggris. Tentu saja teman-teman dan guru-gurunya terkejut melihat hasil prestasi Shodrot, mereka tidak menyangka bahwa teman dan murid mereka Shodrot yang terkenal malas dan jorok itu mampu berubah hanya dalam waktu satu tahun.

Trying to pass the limit

0 comments: